uuuuuuurgh leganya uub udah selesaaaaaaaaiiiiii

aaaaaaaaaaaaaaaah senangnya buku tahunan bereeesssss

entah mengapa, sejak mulai ruwet dengan masalah p-d dan urusan buku tahunan gw menemukan guilty pleasure baru (ngga guilty juga siih..)

SIBUK

i really like keeping myself busy aaaaaallll the time. karena kalo nganggur, yang ada gw:
1. tidur
2. internetan
3. nonton tv
4. makan (udah off the list sih sekarang tapi dulu kan....hehe)
5. baca komik / majalah / novel ga guna
6. coret2 stress
7. tiduran, bosen, bingung mau ngapain.

dan setelah mulai sibuk ini itu gw menyadari. i'm an active person, unlike diandra, i cant just sit around and start opening a schoolbook and study. gw harus teruuuuus disibukin. begitu gw nganggur dirumah, wah kacau semua.

emang iya, capek, pusing mikirin ini itu, satu urusan belom selesai udh ada lagi yang dateng, ngurusin segala macem. but i found myself drown in it. Semuanya berasa asik, seru, dan gw seneng 'cause at the end of the day i found myself being productive, pasti ada aja hasil kesibukan gw; nilai ulangan, foto buku tahunan, masalah kawan2ku yang plinplan semua itu (hayoooo yang ngerasaaaa).

dan satu yang gw temukan lagi : being a leader is my new hobby. Sebenernya sejak gw main tutup telpon (cerita dibawah) gw udah tau gw otoriter, tanya aja pritta yang gw omelin mulu, tapi gw ngga pernah serius mikir ke arah leader. Gw gemes kalo liat orang yang mimpin ngga becus, urusannya ngga selesai-selesai, ujung2nya nggantung.

nah, now i'm all confused. trus, ntar gw mau jadi apa?
dokter? ntar kalo ada pasien, yang ada gw omelin ("makannya makan yang bener! gimana sih lu!")
pengacara? entah kenapa walaupun profesi ini paaassss banget buat gw, dan seakan-akan gw punya semua yang dibutuhkan (memori, verbal, daaan sebagainya) gw SAMA SEKALI NGGA TERTARIK. apalagi proses belajarnya, idiih amit-amit ngapalin uud.
seniman? *pasang muka lo-udah-gila-ya*
eee.... sastrawan? amit-amit astaghfirullah inalillahi ya allah jauhkanlah saya dari profesi yang satu ini
dan setelah berfikir panjang dan menimbang-nimbang dengan baik dibantu oleh sosok ayah yang terobsesi memikirkan masa depan gw (sumpah iya, yang hidup gw yang semangat abah) gw memutuskan gw akan menjadi....

dokter

no, no, no bukan berarti gw plin plan. bukan sekedar dokter, kawan. psikiater.
ya, gw akan menghadapi manusia-manusia yang otaknya mengalami malfungsi (gampangnya, blee). yang mojooook terus sambil menggumam sendiri 'he dont love me, what should i do to make him love me, im worthless, im nothing, im empty, why would he want me?' sampe yang treak-treak kacau sambil nyakar tembok (ouch my ears) 'WHY DONT HE LOVES MEEEEEEE????' seru kali ya, mempelajari jiwa manusia.

oke, kayaknya cita-cita gw ganti ganti mulu ya .... dokter pengacara penulis penyiar pengacara lagi akhirnya dokter lagi. tapi satu profesi yang ngga pernah terlintas di otak gw: guru
guru itu capek ngurusin anak-anaknya, ngga didengerin, suka dihina dan dijelek-jelekkan, capek ngajar, mikirin kurikulum, dan yang belum nikah tiba-tiba punya anak 200 lebih.
i dont think so...

-------------------------------------

jadi gini cerita "tutup telpon"
waktu itu gw masih sd, trus gw belom dijemput. jadi gw telpon bokap gw

gw: halo? bah dimana?
abah: abah udah dijalan
gw: dijalan mana?
abah: pancoran, ini..
gw: oh, *click*
abah: ...lagi macet

bokap gw belom selesai ngomong main gw tutup aja telponnya hahaa, trus pas nyampe bokap gw bilang gini

abah: kau tuh mel..
gw: napa?
abah: tadi abah lagi tengah-tengah ngomong main kau tutup aja telponnya
gw: *ketawa*
abah: emang kau tuh otoriter!

-----------------------------------------

tadi abis farewell partynya faris anta. nangis gw. sedih bangeeeeet
selama ngomong gw ngga berani ngeliat faris atau anta, takut meledak

tapi gondok ya, senin masih ketemu haha